Valentine Days Versi Indonesia

By | 21.20 2 comments
Sudah menjadi semacam tradisi baru bagi remaja bangsa ini untuk ikut serta merayakan valentine days setiap tanggal 14 Februari. Suatu hari yang identik dengan bunga dan cokelat sebagai ungkapan kasih sayang dari seseorang terhadap pasangannya.

Valentine days yang diartikan dengan hari besar kasih sayang memiliki energy positif cukup besar untuk menciptakan sebuah kehidupan bermasyarakat yang penuh cinta-kasih dan perdamaian. Energy positive tersebut hadir bersamaan dengan potensi negative yang akan di timbulkan oleh Valentine days tersebut.

Selama ini, valentine days hanya di laksanakan oleh para remaja dengan kesan negatifnya. Misalnya istilah ML (Making Love) yang seakan menjadi ritual di setiap perayaan ini. Padahal Valentine days sebagai hari besar kasih sayang merupakan milik semua umat manusia tanpa memandang usia dan latar belakang agama serta status sosialnya. Dan ini berarti valentine days menyimpan hal positif bukan negative seperti yang selama ini kita tangkap dari perayaan ini.

Valentine days secara pelaksanaannya di negri ini menuai berbagai macam kontroversi. Bahkan Islam mengharamkan merayakan valentine days dengan alasan tidak mencerminkan nilai-nilai keislaman, masyarakat menilai sinis karena di anggap membuang nilai-nilai norma kesusilaan.

Padahal dari segi maknawi, tanpa maksud menghapus unsur sejarahnya, Valentine days, hari besar kasih sayang seharusnya bisa menciptakan banyak nilai positif dari banyak sisi. Selain itu, kasih sayang dapat di lakukan dan di berikan kepada dan oleh siapapun saja, tidak melulu pemuda dengan kisah cintanya yang menggebu-gebu dan kadang tak bisa memposisikan antara nafsu dan cintanya itu.

Bagi bangsa ini, kasih-sayang menjadi kebutuhan mendasar yang menuntut untuk segera dibagikan dan dilakukan bersama-sama. Bukti bahwa bangsa ini butuh kasih sayang adalah banyaknya pertikaian yang tak terselesaikan. Seperti tawuran antar pelajar, pertikaian berlatar-belakang faham agama seperti di Sampang tahun 2012 kemarin dan di Poso yang tidak kunjung usai higga sekarang. Di Papua hampir tiap waktu terjadi peperangan bersaudara, antar sesama bangsa Indonesia. Dan banyak sekali contoh lain yang tak cukup ditulis dikertas terbatas ini.

Maka valentine days menemukan momentum yang pas untuk dirayakan dengan penuh penghayatan. Pada valentine days tahun 2013 ini — entah sudah edisi yang keberapa --  semestinya segenap masyarakat merayakan dan menyebarkan kasih sayang kepada siapapun saja. Para pejabat merayakan valentine days dengan melakukan tuntutan masyarakat, para rakyat hidup dalam kerukunan dan semua bangsa Indonesia hidup bermasyarakat-berbangsa dan bernegara dengan kasih sayang sebagai landasan dasarnya. Dan yang terpenting, Kasih sayang itu harus diberikan kepada Negara Indonesia yang selama ini sering di jahati oleh manusia-manusia tak berbudi pekerti, seperti siluman tikus bernama koruptor.

Jika kita melaksanakan budaya valentine days dengan ritual bermanfaat dan bermartabat, maka tak ada alasan apapun untuk melarang perayaan ini dengan berbagai alasan. Malah valentine days bisa di jadikan sebagai momentum mengingat kembali akan indahnya kasih sayang dalam kehidupan sosial.

Valentine days dan Budaya Indonesia

Melalui tata cara atau ritual Valentine days yang bermartabat dan bermanfaat tidak salah kiranya jika kemudian budaya yang aslinya berasal dari Negara yang tentu berkebudayaan lain dari bangsa Indonesia, melahirkan keharmonisan baru bagi budaya bangsa Indonesia. Lebih jauh lagi, akan menjelma menjadi jembatan baru untuk mengokohkan budaya bangsa.

Sebagaimana pernah di sampaikan oleh sang proklamator bangsa Indonesia, Ir. Soekarno bahwa budaya Indonesia adalah budaya gotong-royong; sebuah budaya berasaskan kolektivitas untuk mencapai suatu keinginan. Budaya yang mengesampingkan banyak hal demi ikatan persaudaraan sebangsa dan setanah air; Indonesia raya.

Untuk dapat sampai pada tingkat manusia yang berjiwa gotong-royong, tak ada jalan lain selain dengan sifat kasih sayang antar rakyat Indonesia. Sebab jika sifat menebar kebencian, sifat tidak suka dan lain sebagainya, bukan malah melahirkan manusia berjiwa gotong-royong, melainkan manusia yang akan selalu bertikai dan bertikai tanpa henti.

Jika demikian halnya, pantas jika Valentine days ini kita rayakan meski tetap saja orang-orang yang menolak budaya ini akan berkilah bahwa kasih sayang tidak terpaku pada tanggal 14 Februari saja. Tapi tiap waktu dan kapanpun saja, kasih sayang harus di lakukan.

Namun perlu digaris bawahi dan di fikir jauh bahwa Valentine days tak ubahnya peringatan hari besar lainnya, seperti hari Qurban dan Hari kemerdekaan. Padahal tiap waktu kita boleh dan bisa berkurban dan merdeka. Namun kenapa tetap di laksanakan. Begitupun jawaban dengan hari valentine days.

Namun perlu di tegaskan disini, valentine days itu harus di rayakan dan di laksanakan melalui tata cara dan ritul yang – sekali lagi—bermartabat dan bermanfaat seperti yang telah di contohkan di atas. Tanpa tata cara yang baik seperti yang selama ini di laksanakan oleh para remaja kita, siapapun saja akan berkata dengan lantang agar perayaan ini bisa di larang dengan alasan merusak mental bangsa dan menghilangkan karakter kebangsaan pemuda-pemudi sebagai penerus tanah Nusantara.

Akhirnya, marilah kita rayakan Valentine days bersama-sama untuk menemukan kembali kasih-sayang yang sudah lama hilang dari Negara remah ripah loh jenawi ini. Setelah kita temukan, maka kita pun akan kembali mendapatkan jalan pulang menuju manusia yang bergotong royong sebagai identitas manusia bangsa Indonesia. Selamat Hari Valentine Indonesia.

2 komentar: Leave Your Comments

  1. di rayakan, di laksanakan, di perkosa

    coba bedakan antara di atas, di bawah, di kolam, di kamar, di kebun

    terimakasih

    BalasHapus